18.8.08

cerita si umi part III (single fighter ;P)

sssstt knapa sih umi ini kayaknya sinis banget ma dr.Najlaa? mmmm...gak bermaksud sinis sih tapi agak "gondok" aja sama dokter satu ini, gimana enggak waktu pertama kali kontrol sama ni dokter masa pas USG bilang "your baby is not nice" gubrakkk!! sadar gak ya ni dokter ngomong kayak gitu...ya terang aja suami langsung sewot nanya balik "what u mean my baby not nice?" eeeh tu dokter gak jawab malah  senyam-senyum..nahh salah satu yg bikin stress menjelang brojolan ya...omongan tuh dokter, pastilah jadi beban pikiran buat kami...ditakutkan memang ada apa2 sama baby-nya...alhamdulillahnya saya masih "sadar" apapun yg terjadi harus kami hadapi karena kami yakin semua atas kehendak-Nya....

wokeh lanjut....

28 januari 2008,

setelah 2 hari 3 malam menginap di RS, tgl 28 kami pulang ke rumah...lega rasanya..ternyata seenak-enaknya di RS yg paling baik sekalipun gak ada tempat yg senyaman rumah..home sweet home saatnya memulai kehidupan baru dgn kesibukan baru ;)

31 januari,

adek Rifqi balik lg ke RS untuk kontrol sama pediatric-nya, alhamdulillah 5 hari berat badannya naik k/l 400gr. Selain diperiksa kesehatannya adek Rifqi jg diperiksa kemampuan motoriknya, sama dokter ditengkerupin terus kyk disuruh merangkak gitu, satu lagi adek diberdiriin trus kakinya melangkah..hihihi lucu liatnya pdhl di rumah kami hati-hati banget sama nih bayi. Hasil pemeriksan dokter ternyata Rifqi keliatan "kuning" untuk memastikannya kami harus balik lagi 2 hari kemudian. Oia tgl 31 januari bertepatan sama Latifah lahir tp waktu itu kami gak sempat jenguk karena bunda Latifah masih perlu istirahat.

1 februari,

batuk mas rafi belum juga ilang, khawatir adeknya ketularan hari itu (sabtu)  kami bawa Rafi ke Al-Emadi hospital entah untuk yg keberapa kali periksa batuk hiks..hari itu juga seharusnya adek Rifqi dibawa ke Al-Ahli untuk tes "kuning"-nya itu, tapiiii dgn berbagai pertimbangan bapaknya gak mau balik lagi kesana..saya pikir kenapa gak sekalian di Al-Emadi saja biar sekalian satu tempat, lagi2 bermasalah dengan AXA (weks..bukannya mempermudah yg lg sakit malah nyusahin terus nih) akhirnya Rifqi kami bawa ke Hamad Emergency Children....sampai disana wedewwww buuannyyyyakk bgt pasiennya rata2 sakitnya batuk pilek, karena masih baby Rifqi didahulukan..prosesnya benerr deh gak tega banget!! adek diambil darahnya...jarumnya gede bgt (grrrrrr pengen bgt marah sama perawatnya!!!) otomatis nangis kenceng bgt sampai uminya jg ikut nangis!! ini dilakukan karena Rifqi gak punya record di Hamad  (gak lahir di Hamad hospital)..akhirnya sepanjang jalan saya sewot bin marah bin ngedumel sama bapaknya..huhh tega!!

3 februari,

apa yg kami takutkan ternyata terjadi, hari itu adek mulai batuk! besoknya kami bawa Rifqi ke Al-Syifa policlinic...dokter yg meriksa adek kaget, masa bayi baru 10 hari batuk? di klinik Rifqi di"uap" plus bawa beberapa botol obat...obat? yupp dokter memberi kami obat untuk diberikan pd adek...jujur kami merasa aneh dgn kebijakan dokter itu, masa bayi masih merah diberi obat..karena batuk adek semakin menjadi akhirnya kami terpaksa memberikan obat itu (sebenernya sih gak tega bgt)...dokter menyarankan kami untuk follow up 2 hari kemudian dan apabila batuknya tambah parah disertai dgn biru dibagian bibir kami disarankan untuk segera menghubungi beliau...

7 februari,

kamis  malam kami tiba di rumah setelah belanja kebutuhan dapur, badan terasa capek sekali malam itu...menjelang tengah malam mas Rafi belum juga mau tidur..setelah dibujuk tidur juga akhirnya, saya bersiap untuk merebahkan tubuh belum juga mata terpejam bapaknya anak-anak setengah berteriak memanggil saya "umi..umi..adeknya!!" karena kaget saya langsung bangun dan melihat adek mengatupkan bibirnya yg mulai biru rapat-rapat terlihat kalau adek sulit untuk bernafas!! innalillahi...saya ambil adek dr tangan bapaknya..kemudian kami berusaha membuka bibirnya, kami tepuk-tepuk punggungnya...alhamdulillah tak lama adek menangis..ya Allah...selamatkan bayi kami...menjelang dini hari suami mau membawa Rifqi ke Emergency Children tapi saya yg masih shock dan lelah menolak untuk pergi walaupun akhirnya malam itu kami tidak tidur!! kami menunggu fajar untuk membawa adek ke dokter..maafin umi sayang, umi terlalu egois..umi tega membiarkan adek tersiksa malam itu...untung adek kuat..terimakasih ya Allah...dan ampuni hamba...

jum'at pagi (8 februari),

secepatnya kami bawa Rifqi ke Emergency Children walaupun saya sadar sudah telat dan itu kesalahan kami! dokter langsung menangani Rifqi hasilnya hari itu Rifqi harus dirawat disana karena ternyata adek terinfeksi virus..paru-parunya mulai dipenuhi dahak/lendir, disana Rifqi menjalani terapi (gak pakai obat oral sama sekali) proses terapi-nya buat saya lemas dan menangis..gimana enggak? ibu mana yg tega liat bayinya di tepuk-tepuk dada dan punggungnya..walaupun oleh orang yg profesional sekalipun! teteup gak tega...apalagi denger tangisannya..hiks..hiks..setelah ditepuk-tepuk dimasukkan selang lewat hidung dan mulut (suction) untuk mengambil lendir yg 'bersemayam' di paru-paru...hal ini dilakukan setiap 4 jam sekali setelah sebelumnya dilakukan "penguapan" dan kontrol dokter...

jum'at malam setelah beberapa kali dilakukan terapi..dokter yg memeriksa Rifqi malamnya meyakinkan kami bahwa kondisi adek mulai baik dan kemungkinan besok sudah di perolehkan pulang...dan malam itu kami tidur ber3 dalam satu dipan dan bapaknya tidur di kursi ;P

9 februari,

dokter dan teamnya masih mengontrol keadaan Rifqi pagi itu, menurutnya Rifqi sudah lebih baik..kami masih harus menunggu hasil laboratorium, sekitar jam 10 bapaknya anak-anak dan Rafi  pulang untuk mandi, sarapan plus saya minta dibawakan pakaian bersih serta perlengkapan adek Rifqi. Dzuhur...seorang perawat melakukan cek rutin terhadap adek, saya yg saat itu tertidur di kursi terjaga walaupun kepala rasanya berat sekali...perawat itu menyuuh saya istirahat lagi tapi gak tau kenapa mata sulit bgt terpejam...masih duduk di kursi gak sengaja dan samar2 saya lihat adek mulai sulit bernafas.. bibirnya biru langsung saya lompat, meluk adek dan lari panggil perawat jaga..mereka dgn sigap langsung menagani Rifqi dan saya cuma bisa menangis!! akhirnya hari itu Rifqi di rujuk ke Hamad hospital setelah 2x dlm sehari adek kembali kesulitan bernafas!!

Dengan ambulan kami menuju ke Hamad hospital, suami dan mas Rafi mengikuti dibelakang ..sepanjang perjalanan saya tidak henti-hentinya menangis walaupun seorang nurse mayakinkan saya bahwa semua akan baik-baik saja..sediiih bgt liat adek di sliding bed lengkap dengan oxygen dan selang2 yg menempel di tubuhnya plus infus!! yg hari itu adek harus puasa ASI...rontok deh rasanya tubuh ini..apalagi ketika memasuki RS..melewati lorong2 menuju ruang ICU...ya Allah....selamatkan bayi hamba..

Sampai di ruang ICU dokter dan beberapa perawat mulai menginterogasi saya, bahasa inggris saya yg tidak seberapa saat itu seolah-olah hilang..isi kepala bener2 blank..dokter mempersilahkan saya duduk...gak lama suami datang, saya meninggalkan ruang ICU dgn hati yg hancur lebur..hiks..hiks..berhubung kami tidak diperkenankan menginap di RS akhirnya malam itu kami ber-3 tidur di mobil...sebenarnya kami diperbolehkan pulang tapi  kami tidak tega meninggalkan bayi mungil kami, bayangkan musim dingin...tidur di dalam mobil yg diparkir di tempat terbuka...wiiiyyy duingiiiiiin...aaahhh penderitaan kami tidak seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan si kecil

setelah dirawat selama 7 hari (2 hari di ICU, 5 hai di ruang perawatan) akhirnya tgl 14 februari kami boleh membawa pulang bayi kami, alhamdulillah lega..

maret,

sebagai ibu yg baru melahirkan..selayaknya ada yg membantu mengerjakan pekerjaan rumah, berhubung disini maid mahal dan tidak ada keluarga yg bisa datang menemani akhirnya segala sesuatu dilakukan sendiri ibaratnya saya ini seekor kucing habis melahirkan langsung bisa lari hehehe...apalagi selama maret otomatis saya menjadi single fighter secara suami lg sibuk dengan pekerjaannya yg nyaris tidak ada libur....

go..go.. umi kamu bisa!!

 

   

Tidak ada komentar: